Sunday, October 12, 2008

'WHITE NOISE' : Berkomunikasi dengan Hantu Melalui Peralatan Elektronik


Lihat Gambar
White Noise yang merupakan debut penyutradaraan dari sutradara televisi Geoffrey Sax, berkisah tentang berkomunikasi dengan penghuni dunia lain melalui peralatan elektronik. Film yang menampilkan Michael Keaton sebagai pemeran utama ini mencoba menyuguhkan kisah penyelidikan tentang adanya sebuah dunia lain dengan cara yang lebih meyakinkan dari dongeng-dongeng hantu yang biasanya.

Keaton berperan seorang arsitek yang bernama Jonathan Rivers yang mengalami duka cita mendalam setelah kematian istrinya Anna ( Chandra West) secara misterius. Lalu dia mengalami kejadian-kejadian dan merasa istrinya berbicara padanya, dia bertemu dengan orang asing Raymond (Ian McNeice) yang mengatakan bahwa istrinya sedang mencoba berbicara padanya. Dan pada akhirnya pria ini memperkenalkan cara berkomunikasi dengan penghuni dunia lain dengan Electronic Voice Phenomena, atau EVP, yang mana biasa digunakan oleh yang telah mati untuk bekomunikasi pada yang masih hidup melalui alat-alat elektronik misalnya televisi atau bahkan panggangan roti.

Saat Jonathan mendapat dua panggilan telepon dari ponsel Anna, yang diketahuinya dimatikan, dia membawanya ke rumah Raymond. Apa yang ditemukannya di sana adalah markas besar elektronik untuk berkomunikasi dengan orang yang telah mati. Dia juga diperkenalkan pada Sarah (Deborah Kara Unger), yang, berkat Raymond, telah berhasil membuat kontak dengan almarhum tunangannya. Lalu kedua orang ini segera akarab sebagai teman sekolah dalam pelajaran EVP.

Pada hakekatnya kepercayaan EVP mempercayai bahwa orang-orang yang telah mati mencoba membuat hubungan pada yang masih hidup dengan terus menerus melalui alat-alat elektronik. Sedangkan yang disebut White Noise yang merupakan suara dan gambar yang munsul dari perlengkapan elektronik seperti TV dan radio-radio bisa direkam dan dipelajari via proses yang dikenal sebagai instrumen video atau fotografis membantu mentransformasikan komunikasi semacam transmisi.

Dengan metode ini dengan segera Jonathan sibuk di dunianya sendiri, membuat laboratoriumnya sendiri yang dipenuhi peralatan elektronik, membatalkan janji dengan klien, bahkan melupakan janji pertemuan dengan putranya. Apa yang dilakukannya hanya memelototi televisi serta mengawasi semua peralatan yang memungkinkan terjadinya kontak dengan sang istri dari dunia lain, dimana dia percaya si istri ingin menyampaikan sesuatu padanya. Sebagai konsekuensi dari plot triller ini, sudah barang tentu beberapa hantu jahat muncul dan membuat gangguan dari sisi lainnya.

Lama kelamaan,Jonathan dibawa pada sebuah kenyataan dengan munculnya suara-suara seram yang mengancam. Akhirnya, Jonathan mendapat kesan menyeramkan bahwa dia dihubungi bukan oleh yang telah mati tetapi yang segera akan mati. Lalu layar TV Jonathan, yang tak terlihat olehnya, memperlihatkan sosoknya yang samar-samar. Di sinilah film ini mulai dialirkan dengan rasa takut, bahwa kematian sedang mengancam Jonathan maupun Sarah (erl)

No comments: