Sunday, October 12, 2008

15 Jenis hantu di Indonesia

Situs Wikipedia mencatat sedikitnya ada 15 jenis hantu yang dikenal dalam mitos orang Indonesia. Selain ke-15 tersebut, ada dua lagi jenis hantu yang luput tercatat: suster ngesot dan begu ganjang. Yang terakhir adalah hantu peliharaan yang dipercaya oleh banyak orang Batak hingga kini. Selama puluhan tahun pers sering memberitakan di berbagai daerah di Sumut tentang begu ganjang; umumnya orang yang dituduh memelihara begu ganjang akan diusir dari kampungnya, dan bahkan dihakimi oleh massa.

Blog Berita menulis satu berita tahun lalu, di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tobasa, warga pernah mencurigai seorang kakek sebagai pemelihara begu ganjang. Warga memanggil dukun anti-begu dari luar kota untuk membuktikan tudingan mereka, tapi eksekusi supranatural itu tidak jadi terlaksana karena si kakek tidak mau dipertemukan dengan dukun.

Berikut macam-macam hantu ala Indonesia yang dimuat Wikipedia:

  1. Kuntilanak
  2. Sundel bolong
  3. Tuyul
  4. Pocong
  5. Genderuwo
  6. Kemangmang
  7. Wewe
  8. Orang bunian
  9. Siluman
  10. Leyak
  11. Rangda
  12. Jin
  13. Jenglot
  14. Babi ngepet
  15. Ipri

Beberapa dari jenis hantu ini telah difilmkan dalam berbagai versi, baik di layar tivi maupun bioskop. Mulai kuntilanak, sundel bolong, tuyul, pocong, siluman, hingga kisah-kisah jin. Tidak hanya Indonesia, negara Malaysia pun beberapa kali bikin film kuntilanak, yang menurut istilah di sana disebut sebagai pontianak.

Film Indonesia tentang kuntilanak

  • Terowongan Casablanca (Kuntilanak Merah) (2007)
  • Kuntilanak (2006), karya Rizal Mantovani
  • Kuntilanak (1962), dibintangi oleh Ateng

Film Malaysia tentang kuntilanak alias pontianak

  • Pontianak Gua Musang
  • Anak Pontianak (1958)
  • Pontianak Kembali (1963)
  • Pontianak Harum Sundal Malam (2004)
  • Pontianak Harum Sundal Malam 2 (2005)
Jin sendiri dipercayai keberadaannya dalam agama Islam. Sama seperti manusia, jin juga punya nyawa. Bila manusia diciptakan dari tanah, maka jin dijadikan dari api. “Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas,” (QS Al-Hijr 15:27).

Berburu Hantu

BEGITU jarum jam mendekat ke angka 24.00, aktivitas mulai menggeliat dan menghidupkan bekas depo kereta api yang terdapat di tengah padang rumput di pinggiran Urbana Ohio.

Sekitar 90 orang melangkah berjingkat, dekat kamera malam yang disangga tripod. Langkah mereka sangat pelan dan menghindar dari alat sensor yang terhubung dengan sistem pengawas terkomputerisasi.
Sebisa mungkin mereka tidak bergerak, bahkan kalau perlu tidak bernapas, karena mereka sedang menunggu Kereta Hantu Lincoln. Hantu ini diyakini melewati kota di barat Ohio itu sebagai peringatan perjalanannya 29 April 1865 saat membawa jenazah Presiden Abraham Lincoln untuk dimakamkan di Springfield Illinois.
Kelompok-kelompok pemburu hantu di seluruh Amerika terus dibanjiri anggota baru. Itu terjadi setelah popularitas mereka terdongkrak dengan penampilan di televisi, internet dan semakin banyaknya tersedia peralatan berteknologi canggih. "Seperti biasa, para akademisi mencibir. Saya berharap melihat bukti yang dilakukan paranormal," kata Julieanne Phillips, asisten profesor di Urbana University yang mengundang para pemburu hantu dan mengorganisasi orang-orang yang terdiri atas 80 mahasiswa dan warga biasa itu.
Tapi malam itu membuktikan lain. "Reality show benar-benar telah membuka pintu bagi orang-orang untuk melibatkan diri secara langsung," kata James Willis, pendiri Ohio Ghost, kelompok yang mengawasi jalur kereta jadi-jadian itu.
Saat ini di televisi Amerika memang ada beberapa tayangan hantu, di antaranya Ghost Whisperer, Medium, Paranormal State dan Ghost Hunters. Rating permisa Ghost Hunters yang ditayangkan SCIFI Channel dan menampilkan investigasi The Atlantic Paranormal Society (TAPS), meningkat dua kali lipat sejak mulai tayang 2004, yaitu dari 1,3 juta menjadi 2,6 pemirsa.
Perkumpulan yang berbasis di Rhode Island saat ini mempunyai cabang di 44 negara bagian, naik dua kali lipat dibanding dua tahun lalu. Jumlah anggotanya sekarang sekitar 800 orang, padahal tiga tahun lalu baru 300 orang.
"Syukurlah ada Ghost Hunters di SCIFI. Lewat acara itu, menurut saya, orang-orang melihat kami sangat serius pada apa yang kami kerjakan, mereka menjadikannya lebih baik," kata Patti Starr, pendiri Ghost Chasers International (GCI) yang bermarkas di Lexington Kentucky.
Komunitas ini tidak main-main. Bahkan Angkatan Udara AS pernah mengundang Ghost Hunters untuk menyelidiki penampakan ganjil di Pangkalan Udara Wright-Patterson. Dalam episode itu ditampilkan lampu yang menyala sendiri, ketukan dan pintu menutup tanpa ada penjelasan.
Namun kelompok lain mencium bau bisnis dalam urusan hantu ini. Kelompok Midwest Haunting yang bermarkas di MaComb Illinois menawarkan tur menyusuri gedung-gedung, makam dan situs-situs lain yang pernah diselidiknya dan diyakini berhantu. Peserta wisata hantu itu pun melonjak tiga kali lipat, dari 600 orang pada 2006 menjadi 1.800 pada 2007.
Empat puluh dari 60 orang yang hadir dalam makan malam di Erie Pennsylvania yang menghadirkan Paranormal Study and Research Group (PSRG) bertanya apakah mereka bisa bergabung dengan kelompok itu atau setidaknya ikut memburu hantu. Setahun sebelumnya, hanya dua atau tiga orang yang menanyakan itu.
"Kami sangat berterima kasih (pada Ghost Hunters) karena tidak menampilkan tipuan. Kami suka pada orang-orang keren di TV itu," kata Pat Jones, pendiri PSRG.
"Dulu orang memandang kami benar-benar gila, tetapi sekarang mereka ingi bergabung. Sepertinya sekarang tiap hari adalah Halloween," katanya.
Lebih dari 500 orang telah mendaftarkan diri agar dapat mengirim dan membaca artikel di situs Idaho Spirit Seekers sejak November 2007. "Itu menunjukkan ketertarikan orang dan ini akan semakin diterima untuk dibicarakan," kata Marie Cuff, direktur eksekutif kelompok itu.
Angka-angka di atas semakin meyakinkan begitu kita membaca hasil survei Associated Press dan Ipsos Oktober 2007, yaitu 34 persen warga Amerika percaya pada hantu.
Namun ada pendapat lain soal keberadaan hantu. Joe Nickell, peneliti senior di Committee for Skeptical Inquiry yang berkantor di Amherst New York, mengatakan pernah menyelidiki puluhan laporan tentang keberadaan hantu sejak 1969. Namun sejauh ini ia tidak menemukan satu pun bukti adanya hantu.
Menurut Nickell, peralatan yang digunakan untuk mendeteksi hantu tidak dirancang untuk keperluan itu. Para pemburu hantu selama ini mempersenjatai diri dengan detektor elektromagnetik, termometer yang bisa mendeteksi titik-titik dingin dan mikrofon nirkabel yang bisa mengurangi suara-suara tak penting.
Bola-bola cahaya yang muncul dalam foto, menurutnya adalah partikel-partikel kecil yang sangat dekat lensa kamera. Sedangkan 'suara-suara' yang tertangkap bisa jadi sinyal radio atau desis alat perekam. Gelombang elektromagnetik bisa pula diakibatkan pemasangan kabel yang tidak sempurna atau dipancarkan menara gelombang mikro.
"Penjelasan paling tidak masuk akal atas apa yang ada itu adalah bahwa itu hantu," katanya.
Ohio Ghost, yang sekarang punya 30 anggota sejak dibentuk 1999, terdiri atas orang-orang yang sangat percaya pada hantu dan yang sangat skeptis.
"Jika ingin menganggap ini serius, Anda harus mengakui bahwa beberapa hal di sini tidak nyata. Untuk alasan tertentu, mereka mencari jawaban," kata James Willis.

Foto hantu


Foto ini diambil di depan salah satu studio radio di Gorontalo.
This is the next challenge!

'WHITE NOISE' : Berkomunikasi dengan Hantu Melalui Peralatan Elektronik


Lihat Gambar
White Noise yang merupakan debut penyutradaraan dari sutradara televisi Geoffrey Sax, berkisah tentang berkomunikasi dengan penghuni dunia lain melalui peralatan elektronik. Film yang menampilkan Michael Keaton sebagai pemeran utama ini mencoba menyuguhkan kisah penyelidikan tentang adanya sebuah dunia lain dengan cara yang lebih meyakinkan dari dongeng-dongeng hantu yang biasanya.

Keaton berperan seorang arsitek yang bernama Jonathan Rivers yang mengalami duka cita mendalam setelah kematian istrinya Anna ( Chandra West) secara misterius. Lalu dia mengalami kejadian-kejadian dan merasa istrinya berbicara padanya, dia bertemu dengan orang asing Raymond (Ian McNeice) yang mengatakan bahwa istrinya sedang mencoba berbicara padanya. Dan pada akhirnya pria ini memperkenalkan cara berkomunikasi dengan penghuni dunia lain dengan Electronic Voice Phenomena, atau EVP, yang mana biasa digunakan oleh yang telah mati untuk bekomunikasi pada yang masih hidup melalui alat-alat elektronik misalnya televisi atau bahkan panggangan roti.

Saat Jonathan mendapat dua panggilan telepon dari ponsel Anna, yang diketahuinya dimatikan, dia membawanya ke rumah Raymond. Apa yang ditemukannya di sana adalah markas besar elektronik untuk berkomunikasi dengan orang yang telah mati. Dia juga diperkenalkan pada Sarah (Deborah Kara Unger), yang, berkat Raymond, telah berhasil membuat kontak dengan almarhum tunangannya. Lalu kedua orang ini segera akarab sebagai teman sekolah dalam pelajaran EVP.

Pada hakekatnya kepercayaan EVP mempercayai bahwa orang-orang yang telah mati mencoba membuat hubungan pada yang masih hidup dengan terus menerus melalui alat-alat elektronik. Sedangkan yang disebut White Noise yang merupakan suara dan gambar yang munsul dari perlengkapan elektronik seperti TV dan radio-radio bisa direkam dan dipelajari via proses yang dikenal sebagai instrumen video atau fotografis membantu mentransformasikan komunikasi semacam transmisi.

Dengan metode ini dengan segera Jonathan sibuk di dunianya sendiri, membuat laboratoriumnya sendiri yang dipenuhi peralatan elektronik, membatalkan janji dengan klien, bahkan melupakan janji pertemuan dengan putranya. Apa yang dilakukannya hanya memelototi televisi serta mengawasi semua peralatan yang memungkinkan terjadinya kontak dengan sang istri dari dunia lain, dimana dia percaya si istri ingin menyampaikan sesuatu padanya. Sebagai konsekuensi dari plot triller ini, sudah barang tentu beberapa hantu jahat muncul dan membuat gangguan dari sisi lainnya.

Lama kelamaan,Jonathan dibawa pada sebuah kenyataan dengan munculnya suara-suara seram yang mengancam. Akhirnya, Jonathan mendapat kesan menyeramkan bahwa dia dihubungi bukan oleh yang telah mati tetapi yang segera akan mati. Lalu layar TV Jonathan, yang tak terlihat olehnya, memperlihatkan sosoknya yang samar-samar. Di sinilah film ini mulai dialirkan dengan rasa takut, bahwa kematian sedang mengancam Jonathan maupun Sarah (erl)